Penghujung 2022
TB KELENJAR
Tuberkolosisi merupakan penyakit menular yang mematikan nomor 1 menurut WHO. Indonesia menempati urutan ke 2 dengan pasien Tb terbanyak dg 90% lebih adalah TB Paru. hanya sekitar 48% yang berobat sisanya tidak diobati. itu hasil penelusuran aku di google. Namun bagi yang memiliki penyakit ini jangan takut, ayo berobat, TB bisa diobati asal konsisten.
Di penghujung tahun ini aku putuskan
untuk memberanikan diri menghadapi kenyataan bertemu dengan dokter yang
sebelumnya tak pernah ku harapkan. Ya 2 tahun yang lalu (April 2020) aku mendapati
benjolah dibelakang leher sebelah kiri bagian bawah, saat itu adalah bulan
Ramadhan, diperksa ke dokter bedah dekat rumah diberikan obat, yang aku tau itu
hanya asam mefenamat dan dokter menyarankan untuk di operasi setelah lebaran,
duakali kontrol mendapat obat yang sama namun benjolan itu berubah melunak dan
berair. Kemudian merembes airnya keluar, bagi kami kaum awam mungkin itu bisul,
akhirnya dipencet dan dihabiskan isinya, beberapa hari masih berair sampai
akhirnya aku perban selama beberapa hari akhirnya selesai dan meninggalkan
bekas luka.
Akhit tahun ini 2022 aku mendapati
benjolan tersebut tidak jauh dari sebelumnya, lama2 mlai membesar dan mulai
menganggu aktivitas dan berasa sakit, hampir sama dengan yang 2 tahun lalu
berair. Aku putuskan untuk ke dokter bedah yang lain yang pernah menanganiku
sebelumnya. Dokter meraba leher bagian kiri dan kanan.meurut dokter bedah
tersebut kemungkinan ini adalah TB kelenjar. Innalillahi, apalagi ini? Menurut dokterperlu
dioperasi dibiopsi untuk memastikan. Namun perkataan dokter tersebut tidak aku
indahkan, aku lebih memilih mencari tahu di dunia maya. Kalau ini TB kelenjar
maka aku harus menemui dokter Paru atau dokter penyakit dala. Jika di dokter
penyakit dalam mungkin akan di USG, dengan berbagai referensi akhirnya aku
putuskan ke dokter paru. Hasil dari berselancar di dunia maya aku putuskan
untuk ke BP4 .
Disanalah aku menjalani tes laboratorium
dan rontgen. Hasil rontgen paru ku bersih, setelah dokter kutunjukkan benjolan
yang ku punya dokter langsung dengan yakin mengatakan itu TB Kelenjar dan aku
harus menjalani pengobatan 6 bulan. Padahal aku sudah mikir harus dibiopsi dan
sebagainya tapi dokter sudah yakin dengan diagnosanya melihat bekas sebelumnya
dankondisi benjolan yang sudah berair dan memerah parah. Iya dok, saya juga sudah
tidak kaget untuk pengobatan 6 bulan karena sudah membaca beberapa artikel. Ya sudah
bismillah dijalani.
Ada beberap ahal yang perlu disyukuri
karena ini dikelanjar tidak ditempat lain. Seperti yang dialami oleh beberapa
orang yang pernah aku sengar ada yang di usus di perut itu sudah melewati fase
operasi tetapi dokter tidak dapat
berbuat harus ditutup kembalikrn tidak dapat di angkat atau dikeluarkan harus
dengan pengobatan.
Pengobatanku yang pertama ini adalah 10
hari dengan sehari mengonsumsi 3 tablet, 1 jam setelah makan 1 tablet dantablet
selanjutnya 30 menit setelah tablet sebelumnya. Dokter juga memberi vitamin,
dan asam mefenamat untuk mengurangi rasa sakit. Yang bertanya mahalkah? Aku tidak
menggunakan BPJS yang aku miliki karena ribet, aku periksa bukan di daerahku. Di
BP4 total aku mengeluarkan uang Rp. 300.000,- untuk tes darah di laboratorium,
foto rontgen, konsultasi dokter dan obat.
Mungkin ini saja yang bisa aku ceritakan
karena ini hari ke 3 aku meminum obat “merah” masih jauh perjalanan pengobata
ini semoga konsisten, sabar dan sembuh. Oh iya obat ini harusnya efeksampingnya
mungkin mual alhamdulillah aku tidak ada mual, hanya air kecil berwarna agak
merah jadi harus banyak minum air putih
Tanggal 26 Maret 2023 puasa hari ke 4 tahun ini.
Perkembangan dari meminum obat anti TB selama 3 bulan alhamdulilah benjolah sudah kempes dan tidak mengeluarkan cairanlagi. hanya saja kadang terasa gatal. Berat badan naik- turun sehingga obat yang aku minum kadang 3 kadang 4 tergantung ketika periksa (kontro) ke dokter saat itu berat badan sedang naik atau turun. Ketika berat badan naik maka aku diberi obat yang sekali minum 4 (dengan jarak 1 jam setelah makan 1, tiap obat diberi jarak minum 30 menit). Aku memilih waktu minum obat anti TB ini malam sebelum tidur, sehingga aku bisa konsiten minum karena tidak terganggu kegiatan yang dilakukan di pagi sampai sore hari. Yang sering aku alami adalah sudah minum 2 obat molornya obat berikutnya yang harusnya 30 menit bida dampai 1 jam. Untuk menghindari hal tersebut aku memasang alarm di HP jadi bisa selalu ingat eaktu untuk memimum obat. semangat untuk bisa menjalani pengobatan selama 9 bulan (bukan 6 bulan ternyata karena ini TB kelenjar)
0 Response to "Penghujung 2022"
Post a Comment
Mari budayakan untuk berkomentar!!